Perlu Diketahui Mengapa Wanita Hamil Rentan Terhadap Coronavirus (COVID-19)??

Penyakit Novel Coronovirus 2019 (Covid-19) pertama kali terdeteksi pada bulan desember 2019 dan menjadi epidemi di Wuhan, Provinsi Hube, China dan berkembang menginfeksi lebih dari 200 negara didunia sampai saat ini. Virus yang menyebabkan kovid-19 disebut dengan SARS-CoV-2 dan secara genetik serupa dengan sindrom pernapasan akut namun sangat  jauh berbeda.

Manifestasi klinis dari COvid-19 dapat ditandai dengan infeksi saluran pernapasan atas ringan, infeksi saluran pernapasan bawah,pnemonia,  dan sindrom pernapasan akut yang dapat mempengaruhi semua kelompok dan rentang usia baik itu orang tua, bayi baru lahir maupun wanita hamil yang bahkan lebih rentan terkena COVID-19 ini.

Bahaya COVID-19 terhadap wanita hamil

Sampai saat ini belum ada bukti yang menyebutkan bahwa wanita hamil yang terinfeksi Covid-19 dapat menularkan ke bayinya saat dalam kandungan. Namun peningkatan terjadinya  prematur pada bayi dapat terjadi. Covid-19 dapat dapat mempengaruhi imun secara maternal dan dapat mempengaruhi kesejahteran bayi dan ibu.

Data klinis wanita hamil dengan COVID-19

Berdasarkan hasil penelitian dari total 18 kasus ibu hamil dengan Novel coronavirus Pneumonia (NCP) pada trisemester ketiga (dari kehamilan 31-40 minggu) memiliki satu atau dua gejala umum seperti demam, batuk, kolesistis, sakit tenggorokan, dan diare. Berat badan kelahiran (BW) dari ibu-ibu ini berkisar antara (1.5 Kg-3.8 kg) dan bayi kembar yang memiliki (BW) terendah. skor apgar satu menit pertama dari seluruh bayi berkisar antara (7-10) dan skor pada 5 menit pertama berkisar
antara (8-10)[1,7]. 

10 dari 18 wanita hamil  yang dijadikan sebagai sampel penelitian diperoleh memberikan laporan secepatnya kepada anggota medis sebelum usia kehamilan 37 minggu dan meningkatkan resiko terjadinya kelahiran prematur pada wanitahamil dengan Novel  Coronavirus Pneumonia (NCP).selain itu komplikasi yang diderita antaralai seperti terjadinya pre-ekamsia, prematur ruptur  membran, ireguler kontraksi.

Adapun gejala awal dari neonatus yang terinveksi diantaranya sesak napask, detak jantung yang meningkat, muntah, mengerang, ruam difusse di seluruh tubuh, trombositopenia dengan fungsi hati yang abnormal, perdarahan gastrointestinal, refraktori shok. Salah satu neonatal yang terinfeksi meninggal dengan peningkatan detak jantung, refraktori shok, pendarahan lambung, gagal 
organ secara total, dan koagulasi intravaskuler yang menyeluruh serta ibunya mengalami pendarahan vagina yang cukup parah  pada trisemester ke tiga [7].

Namun dari penelitian yang dilakukan semua bayi baru lahir dinyatakan negatif SARS-COV-2. berdasarkan pemeriksaan virus dalam cairan amnion, darah pada tali pusar dan ASI pada ibu yang terinfeksi SARS-COV-2. dan berdasarkan hasil penelitian ini disimpulkan bahwa belum ada data yang mendukung adanya transmisi atau penularan  virus dari ibu ke anak saat dalam kandunngan [1,7].

Peran dan respon imun ibu saat masa kehamilan terhadap COVID-19

Saat masa kehamilan imunitas pada wanita hamil cenderung menurun hal ini dapat beresiko terjadi penularan yang cenderung besar akan terjadi infeksi. Selain itu selama kehamilan, saluran pernapasan atas pada wanita hamil cenderung membengkok yang disebabkan oleh tingginya hormon estrogen dan progesteron, dan perluasan pengembangan paru yang terbatas membuat wanita hamil rentan terhadap infeksi dari patogen pernapasan. 

Ada banyak bukti yang menjelaskan bahwa infeksi virus secara sistemik pada ibu dapat mempengaruhi kehamilan [4]. Peneliitian sebelumnya juga menunjukkan bahwa infeksi SARS selama kehamilan dapat menyebabkan tingkat aborsi spontan yang tinggi, kelahiran prematur, namun belum ada bukti transmisi vertikal infeksi SARS dari ibu ke anak[6].

Literatur terbaru menunjukkan bahwa pada kasus yang parah, infeksi COVID-19 dikaitkan dengan adanya cytokine-storm yang ditandai dengan peningkatan konsentrasi plasma interleukins 2 (IL-2), IL-7,IL-10, faktor granulocyte-colony, interferon protein 10, monocyte chemoattractant protein 1, makrofak inflamasi protein 1 alpha, tumor nekrosis  facktor @ (TNF-@) [2], ini  bisa terjadi disebabkan oleh ADE [5]. 

Berdasarkan pengetahuan bahwa wanita hamil dalam trisemester pertama dan ketiga  berada pada posisi pro-inflamasi, cytokine-storm yang di induksi oleh SARS-COV-2 dapat menyebabkan keadaan inflamasi yang lebih parah pada kondisi ini. Selain itu dapat mempengaruhi beberapa aspek perkembangan otak janin dan dapat menyebabkan beberapa disfungsi neuron dan fenotip pada  perilakunya pada saat posnatal [3].

Penanganan dan intervensi pada wanita hamil dengan COVID-19

Intervensi tepat waktu harus diberikan kepada wanita-wanita ini sesuai dengan tingkat keparahan penyakit dan kemajuan kehamilan (trisemester kehamilan). Dan secara khusus tindakan dan perhatian khusus diberikan pada wanita dengan COVID-19 pada trisemester pertama dan kedua. Meskipun virus tidak dapat mencapai janin infeksi yang terjadi dapat mempengaruhi perkembangan janin [3].

Deteksi dini dan intervensi COVID-19 dapat memperbaiki dan bermanfaat untuk kemajuan kehamilan. Terapi COVID-19 seperti Lovi navir dan ritonavir harus segera diberikan dengan mempertimbangkan  risiko dan manfaat yang ditimbulkan. Pengobatan dapat dimulai sesegera mungkin saat kondisi janin belum berat ketika terpapar infeksi. 

Bahkan setelah infeksi virus dapat dikendalikan, perkembangan intrauterine janin harus selalu dipantau agar plasenta dapat bertahan dalam waktu yang lama. wanita hamil dengan COVID-19 harus dipantau secara hati-hati selama periode kehamilan dan paska melahirkan karena mereka mengonsumsi dan menggunakan terapi anti-virus dan terkena paparan radiasi dari pemeriksaan CT scan saat proses pengobatan.


Penulis dan Editor : By Mario Afi 

Sumber Referensi
  1. Chen, H., et al., 2020. Clinical characteristics and intrauterine vertical transmission potential of COVID-19 infection in nine pregnant women: a retrospective review of medical records. Lancet 395 (10226), 809–815. https://doi.org/10.1016/s0140-6736(20)30360-3. 
  2. Huang, C., et al., 2020. Clinical features of patients infected with 2019 novel coronavirus in Wuhan, China. Lancet 395 (10223), 497–506. https://doi.org/10.1016/S0140-6736(20)301835.
  3. Mor, G., et al., 2017. The unique immunological and microbial aspects of pregnancy. Nat.Rev. Immunol. 17, 469–482. https://doi.org/10.1038/nri.2017.64 
  4. Racicot, K., Mor, G., et al., 2017. Risks associated with viral infections during pregnancy.J. Clin. Invest. 127, 1591–1599. https://doi.org/10.1172/JCI87490. 
  5. Tetro, J.A., 2020. Is COVID-19 receiving ADE from other coronaviruses? Microbes. Infect.https://doi.org/10.1016/j.micinf.2020.02.006. Feb 22. pii: S1286-4579(20)30034-4
  6. Wong, S.F., et al., 2004. Pregnancy and perinatal outcomes of women with severe acute respiratory syndrome. Am. J. Obstet. Gynecol. 191, 292–297. https://doi.org/10.1016/j.ajog.2003.11.019 
  7. Zhu, H., et al., 2020. Clinical analysis of 10 neonates born to mothers with 2019-nCoV pneumonia. Transl. Pediatr. 9 (1), 51–60. https://doi.org/10.21037/tp.2020.02.06.