Hipertensi dan Cara Efektif Mengontrolnya

Hipertensi adalah salah satu penyakit dengan diagnosis primer umum diamerika saat ini[1]. Hipertensi mempengaruhi sekitar 86 juta orang dewasa diatas 20 tahun di Amerika Serikat dan merupakan faktor resiko utama untuk stroke, infark miokard, penyakit vaskuler, dan penyakit ginjal kronis [1]. 

management hipertensi

Defenisi dan Klasifikasi Hipertensi

Hipertensi didefenisikan sebagai suatu keadaan dimana tekanan darah sistolik (sistolic blood presure) sebesar 140 mmHg atau lebih dan tekanan darah diastolik (diastolic blood presure) berkisar antara 90 mmHg atau lebih [3].

Berdasarkan rekomendasi the Seventh Report of the Joint National Committee on Prevention, Detection, Evaluation, and Treatment of High Blood Pressure (JNC7) klasifikasi tekanan darah untuk orang dewasa berusia 18 tahun atau lebih yaitu sebagai berikut:

  • Normal: tekanan darah sistolik lebih rendah atau dibawah 120 mmHg, sedangkan tekanan darah diastolik dibawah 80 mmHg
  • Prehipertensi : tekanan darah sistolik sekitar 120-139 mmHg, dan tekanan darah diastolik berkisar antara 80-89 mmHg
  • Stage 1: tekanan darah sistolik berkisar antara 140-159 mmHg, dan tekanan darah diasstolik berkisar antara 90-99 mmHg
  • Stage 2: tekanan darah sistolik sekitar 160 mmHg atau lebih, dan tekanan darah diastolik 100 mmHg atau lebih

Sedangkan menurut ACC/AHA 2017 menghilangkan klasifikasi prehipertensi dan membagi hipertensi menjadi dua bagian yaitu:

  • Peningkatan tekanan darah dengan tekanan sistolik antara 120 dan 129 mmHg dan tekanan diastolik kurang dari 80 mmHg
  • Stage 1: dengan tekanan darah sistolik 130-139 mmHg dan tekanan darah diastolik antara 80-89 mmHg

Epidemiologi

Secara global diperkirakan 26% dari populasi dunia (972 juta orang ) menderita hipertensi, dan pravalensinya diperkirakan meningkat menjadi 29% pada tahun 2025, hal ini sebagain besar didorong
oleh peningkatan secara ekonomi negara-negara berkembang di dunia [5].

Berikut adalah presentase hipertensi berdasarkan sex dan gender:

Sampai dengan usia 45 tahun, presentase pria lebih tinggi untuk menderita hipertensi dibandingkan dengan wanita, dari rentang usia 45 sampai dengan 64 tahun presentasi pria dan wanita yang menderita hipertensi hampir sama. Sedangkan diatas usia 64 tahun, maka wanita memiliki presentase hipertensi yang tinggi dibangingkan pria [6].

Management Hipertensi

Ada banyak panduan untuk pengelolaan hipertensi. Sebagian besar kelompak, termaksud JNC, American Diabetes Associate (ADA), dan American Heart Association/American Stroke Association (AHA/ASA) merekomendasikan modifikasi gaya hidup sebagai langkah pertama dalam mengelola hipertensi. Adapun management hipertensi yang bisa dilakukan yaitu:

Lifestyle modification

Rekomendasi (JNC7) untuk menurunkan tekanan darah dan mengurangi risiko penyakit kardiovaskuler meliputi hal berikut, dengan hasil yang lebih efektif dicapai saat 2 atau lebih modifikasi gaya hidup digabungkan [3].

  • Menurunkan berat badan (kisaran perkiraan pengurangan tekanan darah sistolik yakni 5-20 mmHg per 10 Kg berat badan 
  • Batasi asupan alkohol untuk tidak lebih dari 1 oz (30ml) etanol perhari untuk pria atau 0.5 oz (15ml) etanol perhari untuk wanita (rentang perkiraan penurunan tekanan darah sistolik 2-4 mmHg)
  • Kurangi asupan natrium (sodium) tidak lebih dari 100 mmol/hari (2.4 g natrium atau 6 g natrium klorida, dapat mengurangi tekanan darah sistolik 2-8 mmHg)[7].
  • Pertahankan asupan makanan potassium (sekitar 90 mmol/hari)
  • Pertahankan asupan kalsium dan magnesium yang memadai untuk kesehatan secara umum
  • Berhenti merekok dan kurangi konsumsi lemak jenuh dan kolestero untuk kesehatan kardiovaskuler secara keseluruhan
  • Melakukan latihan aerobik paling sedikit 30 menit setiap hari (kisaran pengurangan tekanan darah sistolik 4-9 mmHg)

AHA/ASA merekomendasikan diet yang rendah sodium, tinggi potasium, dan mempromosikan untuk mengonsumsi buah dan sayur dan produk susu rendah lemak untuk tekanan darah sistolik dan menurunkan resiko stroke. Rekomendasi lainnya meliputi aktivitas fisik (30 menit atau lebih dengan intensitas sedang setiap hari) dan mengontrol berat badan untuk orang-orang dengan kelebihan berat badan dan obesitas.

The 2018 Europen Society of Cardiology (ESC) dan the Europen Society of Hipertension (ESH) merekomendasikan untuk diet rendah natrium  (terbatas 2 g/hari) serta mengurangi indeks masa tubuh (BMI) menjadi 20-25 kg/m2 dan lingkar pinggang (<94 cm pada pria dan <80 cm pada wanita) [8].

Farmakologi terapi

Jika modifikasi gaya bidup tidak mencukupi untuk mencapai tujuan penurunan tekanan darah, maka ada beberapa pilihan obat-obatan  yang dapat digunakan untuk mengobati dan mengelola hipertensi. Diantaranya yaitu Diuretik Thiazide, Angiotensin-converting enzyme inhibitor (ACEI)/angiotensin receptor blocker (ARB),atau calcium chanel blocker (CCB) adalah salah satu pilihan pengobatan yang banyak digunakan untuk populasi nonblack (berkulit putih).Sedangkan CCBs atau thiazide diuretics adalah salah satu obat favorid yang digunakan oleh penderita hipertensi pada populasi berkulit hitam [4].

Rekomendasi ini tidak mengecualikan penggunaan ACE inhibitor atau ARBs untuk pengobatan pada pasien berkulit hitam, atau CCBs untuk pengobatan pasien pasien non-kulit hitam. Sering sekali pasien memerlukan beberapa obat anti hipertensi untuk mencapai dan mengontrol tekanan darah yang memadai.

Berikut adalah rekomendasi obat-obatan sesuai kelas dan indikasinya berdasarkan berbagai hasil uji klinis:

  • Gagal jantung (Heart failure): Diuretic, beta-blocker, ACE inhibitor/ARB, aldosterone antagonist
  • Myocardial infarction: Beta-bloker, ACE inhibitor
  • Diabetes: ACE inhibitor/ARB
  • Penyakit ginjal kronis: ACE inhibitor/ARB

Edukasi pasient

Hipertensi adalah sebuah penyakit yang akan diderita seumur hidup. Untuk itu membutuhkan kontrol  yang optimal, komitmen jangka panjang terhadap modifikasi gaya hidup dan konsumsi terapi farmakologis. Oleh karena itu pendidikan dan konseling pasien yang mendalam tidak hanya berfungsi untuk meningkatkan kepatuhan terhadap terapi medis namun juga mengurangi resiko kardiovaskuler.

Adapun berbagai cara yang dapat dilakukan untuk  menurunkan risiko penyakit kardiovaskuler yaitu meliputi:

  • Pencegahan dan pengobatan obesitas: Peningkatan massa indeks tubuh (BMI) dan lingkar pinggang dikaitkan dengan peningkatan risiko tinggi kardiovaskuler, hipertensi, diabetes melitus, glukosa puasa yang terganggu, dan hipertrofi ventirkel kiri (LVH) [2].
  • Jumlah aktifitas fisik aerobik yang sesuai
  • Diet rendah garam, lemak, dan kolesterol
  • Asupan makanan yang mengandung potasium, kalsium, dan magnesium yang memadai
  • Mengurangi konsumsi alkohol
  • Menghindari rokok
  • Menghindari obat-obatan terlarang seperti kokain.


Penulis dan Editor: By Mario Afi

Sumber Referensi


  1. Benjamin EJ, Blaha MJ, Chiuve SE, et al, for the American Heart Association Statistics Committee and Stroke Statistics Subcommittee. Heart disease and stroke statistics-2017 update: a report from the American Heart Association. Circulation. 2017 Mar 7. 135 (10):e146-e603
  2. Bombelli M,  Facchetti R,  Sega R,  Carugo S,  Fodri D,  Brambilla G, et al. Impact of body mass index and waist circumference on the long-term risk of diabetes mellitus, hypertension, and cardiac organ damage. Hypertension. 2011 Dec. 58(6):1029-35.
  3. Chobanian AV, Bakris GL, Black HR, et al. Seventh report of the Joint National Committee on Prevention, Detection, Evaluation, and Treatment of High Blood Pressure. Hypertension. 2003 Dec. 42(6):1206-52.
  4. [Guideline] James PA, Oparil S, Carter BL, et al. 2014 evidence-based guideline for the management of high blood pressure in adults: report from the panel members appointed to the Eighth Joint National Committee (JNC 8). JAMA. 2014 Feb 5. 311 (5):507-20.
  5. Kearney PM, Whelton M, Reynolds K, Muntner P, Whelton PK, He J. Global burden of hypertension: analysis of worldwide data. Lancet. 2005 Jan 15-21. 365 (9455):217-23.
  6. Mozaffarian D, Benjamin EJ, Go AS, et al, for the American Heart Association Statistics Committee and Stroke Statistics Subcommittee. Heart disease and stroke statistics--2015 update: a report from the American Heart Association. Circulation. 2015 Jan 27. 131 (4):e29-322.
  7. Whelton PK, Appel LJ, Sacco RL, et al. Sodium, blood pressure, and cardiovascular disease: further evidence supporting the American Heart Association sodium reduction recommendations. Circulation. 2012 Dec 11. 126 (24):2880-9.
  8. [Guideline] Williams B, Mancia G, Spiering W, et al, for the ESC Scientific Document Group. 2018 ESC/ESH guidelines for the management of arterial hypertension. Eur Heart J. 2018 Sep 1. 39 (33):3021-104.