Bronkiolitis adalah inflamasi akut pada bronkial yang biasanya disebabkan oleh infeksi virus (paling sering disebabkan oleh virus yang menginfeksi saluran pernapasan). Kondisi atau keadaan ini dapat terjadi pada segala usia, namun gejala paling berat umumnya terjadi pada bayi.

Faktor risiko
Faktor risiko penyebab terjadinya bronkiolitis yaitu antaralain [7, 8, 9, 10]:
- Usia bayi kurang dari 3 bulan (dua pertiga dari seluruh bayi yang dirawat dirumah sakit dengan infeksi RSV adalah berusia dibawah 5 bulan)
- Berat badan lahir rendah, khusunya pada bayi prematur[11]
- Usia gestasional (bayi lahir kurang dari 29 minggu kehamilna) , ini merupakan risiko yang sangat tinggi untuk terkena infeksi RSP
- Kelompok sosial ekonomi rendah [12]
- Orangtua yang merokok [13]
- Penyakit paru kronis, terutama bronkopulmonari displasia
- Penyakit kongenital, atau penyakit acquired neurologis
- Hemodinamis yang sangat signifikan pada congenital heart disease (CHD), misalnya pulmonari hipertension [14]
- Penyakit kekurangan imunitas bawaan
- Airway anomalies.
Dalam sebuah penelitian yang berfokus pada pengumpulan data epidemiologi, klinis, dan virologi untuk menentukan faktor kejadian dan predisposisi bronkiolitis dari 310 orang bayi yang mengalami episode pertama bronkiolitis dengan umur dibawah 12 bulan. Diperoleh hasil bahwa sanya bayi dengan gejala yang parah ditemukan pada bayi dengan berat badan lahir rendah, usia gestasi yang rendah, berat badan posnatal yang rendah, usia posnatal yang rendah, dan dilahirkan dengan cara sesar [15].
Tanda dan gejala
Karena kebanyakan penyakit bronkiolitis dialami oleh bayi yang baru lahir, maka secara umum manifestasi klinik nya yang sering muncul yaitu sebagai berikut:
- Menjadi semakin rewel dan menjadi sulit untuk makan selama periode inkubasi 2 sampai 5 hari [1]
- Mengalami demam yang cukup ringan (biasanya dibawah 38`c), dan kemungkinan akan mengalami hipotermia pada bayi dengan umur dibawah 1 bulan [2]
- Apneu: gejala ini biasanya muncul diawal penyakit.
Kasus bronkiolitis yang berat dapat memunculkan tanda dan gejala yang lebih parah lebih dari 48 jam, tanda dan gejala yang dapat muncul yaitu seperti:
- Susah bernapas yang ditandai dengan tachypnea, nasal flaring, dan terjadi retraksi dada saat bernapas
- Iritabilitas
- Kadang terjadi sianosis yang disebabkan ketidak cukupan kebutuhan oksigen.
Untuk mendiagnosis bronkiolitis didasarkan pada beberapa peresentasi klinis yang ditemukan, usia pasien, kejadian musiman, dan temuan dari pemeriksaan fisik sebagai berikut:
- Tachypnea
- Tachycardia
- Demam (38-39c)
- Retraksi pada dada
- Fine rales (47%), diffuse, dan terjadi wheezing
- Hypoxia
- Otitis media.
Ketika presentasi klinis, usia pasien, kejadian musiman, dan temuan dari hasil pemeriksaan fisik konsisten dengan diagnosis brokhiolitis maka beberapa pemeriksaan laboratorium khusus diperlukan [3]. Pengujian diagnosis kontravesional digunakan untuk mengecualikan diagnosis lain yang dapat muncul (misalnya, pneumonia, sepsis, atau gagal jantung kongesti) atau dilakukan untuk mengkonfirmasi etiologi virus dan untuk menentukan kontrol infeksi yang dibutuhkan untuk pasien yang dirawat di rumah sakit.
Adapun laboratorium tes yang umum digunakan untuk mengevaluasi pasien dengan bronkiolitis yaitu seperti:
- Rapid viral antigen atau pengujian amplifikasi pada asam nukleat dari hasil sekresi nasofaring untuk respiratory syncytial virus
- Analisi gas darah arteri
- Jumlah sel darah putih dengan diferensial
- Tingkat protein C-rective
- Pulse oximetry
- Kultur darah
- Analisis utin, spesifik pada gravity dan kultur
- Analisis cairan dan kultur serebrospinal
- serum kimia.
Imaging studies
Pemeriksaan radiografi dada tidak terlalu diperlukan. Adapun pemeriksaan radiografi diperuntukan pada anak-anak yang tampak sakit, mengalami penurunan klinis yang signifikan, atau beresiko tinggi (misalnya, anak-anak yang menderita penyakit jantung atau paru) [4].
Manajemen
Diantara semua jenis obat-obatan dan intervensi yang digunakan untuk mengobati penyakit bronkiolitis, sejauh ini hanya penggunaan oksigen yang sangat berperan untuk memperbaiki kondisi penderita. Oleh karena itu semua terapi yang diberikan diarahkan pada bantuan dan pemeliharaan status hidarasi dan oksigenasi pada anak [5].
Non farmakoterapi
Perawatan dan terapi yang mendukung untuk diberikan kepada penderita bronkiolitis diantaranya yaitu:
- Pemberian tambahan humidified oksigen
- Mempertahankan status hidrasi
- Menggunakan fentilasi mekanik
- Melakukan suctioning pada hidung dan mulut
- Memantau dan memonitoring Apnea dan cardiorespiratoti
- Pengaturan suhu pada bayi dengan ukuran tubuh yang kecil [6].
Obat-obatan yang digunakan untuk pasien dengan bronkiolitis diantaranya yaitu:
- Alpha/beta: (misalnya, albuterol, racemic epinephrine)
- Monoclonal antibodies: (misalnya palivizumb)
- Antibiotics: (misalnya, ampicillin, cefotaxime, ceftriaxone)
- Antiviral agents: (misalnya, ribavirin)
- Intranasal decongestants: (misalnya, oxymetazoline)
- Corticosteroids: (misalnya, dexametahasone, prednisone, dan methylprednisolone).
Pendidikan kesehatan yang harus diberikan kepada orang tua pasien antara lain yaitu sebagai berikut:
- Pentingnya profilaksis RSV untuk pasien yang beresiko tinggi
- Pentingnya menjaga kesehatan agar tidak terinfeksi RSV dalam 2-3 bulan pertama kelahiran
- Sejarah alami terjadinya bronkiolitis.
- Posisi bayi yang baik
- Maintenens hidrasi oral
- Contorl temperatur
- Mengonsumsi obat-obat yang telah diresepkan
- Penghindaran terhadap paparan asap rokok dan atau iritasi lainnya
- Metode dan cara membatasi penyebaran penyakit (misalnya, mencuci tangan, menghindari penitipan anak saat sedang sakit).
Sebagian besar kasus bronkiolitis tidak mudah untuk dicegah, karena virus penyebab terjadinya bronkiolitis terdapat dimana-mana. Namun beberapa tindakan yang dapat dilakukan antaralain sering cuci tangan terutama saat akan kontak dengan bayi atau menggendong bayi, hal ini dapat mencegah infeksi atau penyebaran virus.
Penulis dan Editor: By Mario Afi
Sumber Referensi
- Edelson PJ. Respiratory syncytial virus pneumonia. Pediatric Emergency Casebook. New York: World Health Communications Inc.; 1985. 1-15.
- Njoku DB, Kligman RM. Atypical extrapulmonary presentatiouns of severe respiratory syncytial virus infection requiring intensive care. Clin Periatr (Phila). 1933 Aug. 32 (8): 455-60
- [Guideline] Diagnosis and management of bronchiolitis. Pediatrics. 2006 Oct. 118(4):1774-93.
- Wegner S, Vann JJ, Liu G, Byrns P, Cypra C, Campbell W. Direct cost analyses of palivizumab treatment in a cohort of at-risk children: evidence from the North Carolina Medicaid Program. Pediatrics. 2004 Dec. 114(6):1612-9.
- Unger S, Cunningham S. Effect of oxygen supplementation on length of stay for infants hospitalized with acute viral bronchiolitis. Pediatrics. 2008 Mar. 121(3):470-5.
- AHRQ Publication Number 03-E009, January 2003. Agency for Healthcare Research and Quality, Rockville, MD. Management of Bronchiolitis in Infants and Children. Summary, Evidence Report/Technology Assessment: Number 69. US Department of Health and Human Services. Available at http://www.ahrq.gov/clinic/epcsums/broncsum.htm. Accessed: February 28, 2010.
- Shaw KN, Bell LM, Sherman NH. Outpatient assessment of infants with bronchiolitis. Am J Dis Child. 1991. 145:151-5.
- Meissner HC. Selected populations at increased risk from respiratory syncytial viral infection. Pediatric Infectious Disease. 2003. 22:S40.
- Wang EE, Law BJ, Stephens D. Pediatric Investigators Collaborative Network on Infections in Canada (PICNIC) prospective study of risk factors and outcomes in patients hospitalized with respiratory syncytial virus lower respiratory tract infections. J Pediatrics. 1995. 126:212-19.
- Bloemers BL. Down syndrome: A novel risk factor for respiratory syncytial virus bronchiolitis-a prospective birth-cohort study. Pediatr. Oct 2007. 120:e1076-81.
- Horn SD, Smout RJ. Effect of prematurity on respiratory syncytial virus hospital resource use and outcomes. J Pediatr. 2003 Nov. 143(5 Suppl):S133-41
- Glezen WP, Paredes A, Allison JE, et al. Risk of respiratory syncytial virus infection for infants from low- income families in relationship to age, sex, ethnic group, and maternal antibody level. J Pediatr. 1981 May. 98(5):708-15.
- Carroll KN, Gebretsadik T, Griffin MR, et al. Maternal asthma and maternal smoking are associated wirth increased risk of bronchiolitis during infancy. Pediatrics. 2007 Jun. 119(6):1104-12.
- Feltes TF, Cabalka AK, Meissner HC, et al. Palivizumab prophylaxis reduces hospitalization due to respiratory syncytial virus in young children with hemodynamically significant congenital heart disease. J Pediatr. 2003 Oct. 143(4):532-40.
- Papoff P, Moretti C, Cangiano G, et al. Incidence and predisposing factors for severe disease in previously healthy term infants experiencing their first episode of bronchiolitis. Acta Paediatr. 2011 Jul. 100(7):e17-23.